Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan asfiksia pada bayi baru lahir di ruang perinatologi rsud banjarbaru tahun 2014.

Serry Banon, Putri (2015) Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan asfiksia pada bayi baru lahir di ruang perinatologi rsud banjarbaru tahun 2014. KTI DIII Kebidanan Sari Mulia.

Preview	Text Cover KTI.pdf Download (50kB) | Preview
	Other Putri Serry Banon.rar Download (1MB)

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Menurut World Health Organization (WHO) setiap tahunnya kira – kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah berat bayi lahir rendah (29%), asfiksia (27%), dan sisanya karena trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital. Tujuan : untuk Mengetahui ada hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Perinatologi RSUD Banjarbaru. Metode : Desain Penelitian yang digunakan adalah retrospektif analitik koleransional. Pendekatan yang digunakan adalah Case Control, Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Bayi di Ruang Perinatologi RSUD Banjarbaru. Dimulai dari bulan januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sebanyak 994 bayi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sample, sebanyak 198 sampel. Hasil : Uji statistik chi-Squere didapatkan nilai ρ = 0.00, dengan nilai significant 0,05 menunjukkan bahwa ρ < α 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. yang artinya ada hubungan secara statistik antara bayi berat badan lahir rendah dengan asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Perinatologi RSUD Banjarbaru Tahun 2014, dengan nilai Common Odds Ratio menunjukkan nilai Upper Bound 329,672 dan nilai Lower Bound 41,636 yang menunjukkan batas atas dan batas bawah Odds Ratio, yang artinya setidaknya Bayi Berat Badan Lahir Rendah lebih berisiko 42 kali lipat mengalami Asfiksia dan paling besar lebih berisiko sebesar 330 kali lipat mengalami Asfiksia. Kesimpulan : Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat lebih mengembangkan dan menambahkan pengalaman tentang ilmu pengetahuan kesehatan terhadap asfiksia pada bayi baru lahir sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel atau faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. Kata Kunci : BBLR, Asfiksia.

Actions (login required)

View Item