Karakteristik kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin di rsud h. Badaruddin tanjung Tahun 2015- 2016

Eka Prihatin,Yaya (2017) Karakteristik kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin di rsud h. Badaruddin tanjung Tahun 2015- 2016. Skripsi DIV Kebidanan.

	Text skripsi.pdf Download (236kB)
	Other Yaya Eka Prihatin.rar Download (6MB)

Abstract

: Indonesia merupakan negara yang memiliki AKI tertinggi ke-3 di kawasan ASEAN. Pada tahun 2012 AKI di Indonesia tercatat 359 / 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian 16-17% disebabkan retensio plasenta. Data di RSUD H. Badaruddin Tanjung kejadian retensio plasenta dalam 2 tahun 186 orang. Tahun 2015 ibu bersalin pervaginam sebanyak 487 orang yang mengalami kejadian retensio plasenta sebanyak 87 kasus (18,6%) sedangkan tahun 2016 ibu bersalin pervaginam sebanyak 621 orang yang kejadian retensio plasenta sebanyak 97 kasus ( 15,6%). Tujuan : Mengidentifikasi kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin adalah umur, paritas, jarak kehamilan, riwayat manual plasenta, dan anemia. Metode : Penelitian kuantitatif, populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami kejadian retensio plasenta di RSUD H. Badaruddin Tanjung dengan menggunakan sampel jenuh serta dianalisis secara univariat. Hasil : Kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin umur yang aman yaitu umur 20 tahun – 35 tahun sebanyak 139 orang ( 74,7%), paritas yang aman multipara 2- 4 sebanyak 118 orang (63,4%), jarak kehamilan 2-4 tahun sebanyak 168 orang (90,3%), riwayat manual plasenta sebanyak 52 orang (28,0%), dan anemia sedang sebanyak 115 orang (61.8%) Simpulan : Kejadian retensio plasenta lebih banyak terjadi pada umur 20-35 tahun sehingga perlu dilakukan deteksi dini pada kehamilan melalui ANC terutama pemeriksaan laboratorium sederhana untuk mendeteksi adanya anemia pada kehamilan. Kata Kunci : Anemia, Jarak kehamilan, Paritas,Retensio plasenta,Riwayat manual plasenta,Umur. Indonesia merupakan negara yang memiliki AKI tertinggi ke-3 di kawasan ASEAN. Pada tahun 2012 AKI di Indonesia tercatat 359 / 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian 16-17% disebabkan retensio plasenta. Data di RSUD H. Badaruddin Tanjung kejadian retensio plasenta dalam 2 tahun 186 orang. Tahun 2015 ibu bersalin pervaginam sebanyak 487 orang yang mengalami kejadian retensio plasenta sebanyak 87 kasus (18,6%) sedangkan tahun 2016 ibu bersalin pervaginam sebanyak 621 orang yang kejadian retensio plasenta sebanyak 97 kasus ( 15,6%). Tujuan : Mengidentifikasi kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin adalah umur, paritas, jarak kehamilan, riwayat manual plasenta, dan anemia. Metode : Penelitian kuantitatif, populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami kejadian retensio plasenta di RSUD H. Badaruddin Tanjung dengan menggunakan sampel jenuh serta dianalisis secara univariat. Hasil : Kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin umur yang aman yaitu umur 20 tahun – 35 tahun sebanyak 139 orang ( 74,7%), paritas yang aman multipara 2- 4 sebanyak 118 orang (63,4%), jarak kehamilan 2-4 tahun sebanyak 168 orang (90,3%), riwayat manual plasenta sebanyak 52 orang (28,0%), dan anemia sedang sebanyak 115 orang (61.8%) Simpulan : Kejadian retensio plasenta lebih banyak terjadi pada umur 20-35 tahun sehingga perlu dilakukan deteksi dini pada kehamilan melalui ANC terutama pemeriksaan laboratorium sederhana untuk mendeteksi adanya anemia pada kehamilan. Kata Kunci : Anemia, Jarak kehamilan, Paritas,Retensio plasenta,Riwayat manual plasenta,Umur.

Actions (login required)

View Item