EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT PENYERTA HIPERKOLESTEROLEMIA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Rahmadina,Marsya (2023) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT PENYERTA HIPERKOLESTEROLEMIA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN. PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2023.

Text ACA - Marsya Aca.pdf Download (1MB)

Abstract

Hipertensi sering disebut dengan silent killer atau pembunuh diam-diam karena orang yang mempunyai penyakit hipertensi sering tanpa gejala. Data Riskesdas pada tahun 2018 mencapai prevalensi (34,1%) di Indonesia dan prevalensi (44,1%) di Kalimantan Selatan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit hipertensi adalah memberikan pengobatan yang efektif. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta hiperkolesterolemia di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode observasional deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengambilan data secara retrospektif dengan mengumpulkan data rekam medik pasien. Populasi dan sampel adalah pasien Hipertensi dengan penyakit penyerta Hiperkolesterolemia di Puskesmas Pekauman Banjarmasin pada tahun 2022 sebanyak 66 sampel. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan, CCB merupakan obat yang paling banyak diresepkan pada pasien, yaitu sebanyak 53.6, obat kedua yang paling banyak digunakan adalah golongan ACEI yaitu sebanyak 25%, pilihan ketiga golongan ARB sebanyak 21.4%. Dan untuk obat Kombinasi digunakan yaitu golongan CCB+ACEI. Efektivitas penggunaan obat Antihipertensi dengan penggunaan obat tunggal yaitu golongan CCB dan kombinasi yaitu golongan CCB+ACEI sudah efektif karena mencapai target terapi berdasarkan Guidline JNC VIII adalah <140/90 mmHg untuk usia kurang dari 60 tahun dan <150/90 mmHg untuk usia 60 tahun keatas. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan penggunaan obat tunggal sebanyak 85% sedangkan obat kombinasi mendapatkan hasil sebanyak 15%. Dengan golongan obat tunggal terbanyak yaitu golongan CCB dan obat kombinasi yaitu golongan CCB+ACEI.

Actions (login required)

View Item