DETEKSI DINI DEPRESI POSTPARTUM DENGAN MENGGUNAKAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

Murti (2023) DETEKSI DINI DEPRESI POSTPARTUM DENGAN MENGGUNAKAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR. PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2023.

Text SKRIPSI MURTI fix - murti dd.pdf Download (2MB)

Abstract

Angka kejadian depresi pascapersalinan sekitar 1 hingga 2/1000 kelahiran, dan 50 hingga 60% mengalami depresi pascapersalinan pada anak pertama. Angka kejadian depresi postpartum masih tinggi dengan rata-rata 20%. Angka kejadian depresi pasca persalinan di Indonesia masih tinggi, rata-rata 20%, dengan peningkatan yang signifikan sebesar 22%. Depresi pascapersalinan sendiri terdiri dari dua tahap, depresi ringan dengan skor <10,dan sedang > 10. Dampak Depresi pascapersalinan membuat ibu tidak mampu mengasuh anaknya, selain itu juga dapat mempengaruhi perilaku emosional dan kognitif anak serta berdampak negatif pada seluruh keluarga. . Tujuan: Mengetahui tingkat skrining EPDS untuk mendeteksi depresi ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar Metode: Pendekatan kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan pengambilan sampel menggunakan porposive sampling Hasil: Pada penelitian ini, 16 orang (53,3%) mengalami depresi sedang, sedangkan sisanya mengalami depresi ringan, 14 orang (46,7%). Salah satu hasil uji sampel memberikan nilai p≥0. 0,05 artinya h0 diterima dan ha ditolak sehingga screening Edinburgh Postnatal Depression Scale dapat mendeteksi depresi postpartum dengan skor dibawah 10. . Simpulan: Di antara 30 ibu yang disurvei, sebagian besar ibu ditemukan mengalami depresi postpartum sedang (53,3%), yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk usia, pendidikan, pekerjaan, dan status sosial ekonomi.

Actions (login required)

View Item