COST EFFECTIVENESS ANALYSIS PENGGUNAAN TERAPI INHALASI PADA PASIEN ASMA DI RSUD SULTAN SURIANSYAH

Putri Andini,Maulida (2023) COST EFFECTIVENESS ANALYSIS PENGGUNAAN TERAPI INHALASI PADA PASIEN ASMA DI RSUD SULTAN SURIANSYAH. PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2023.

Text Maulida Putri Andini_11194761910422 - Maulida Putri Andini.pdf Download (2MB)

Abstract

Populasi pasien asma yang terus berkembang merupakan ajakan untuk bertindak bagi para profesional kesehatan dan pembuat kebijakan untuk beralih ke strategi pengobatan baru yang telah ditetapkan. Namun, perubahan strategi pengobatan yang dilakukan oleh Global Initiative for Asthma (GINA) menimbulkan perbedaan preferensi antara dokter dan pasien sehingga menyebabkan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Perencanaan yang tidak tepat akan menyebabkan pemborosan anggaran dan pembengkakan biaya pengobatan. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan efektivitas-biaya terapi inhalasi melalui evaluasi yang dilakukan dengan metode Cost Effectiveness Analysis (CEA) terhadap intervensi kesehatan dengan tujuan terapi yang sama dan efikasi yang berbeda. Metode: Penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik. Pengambilan data sekunder dilakukan secara retrospektif terhadap data rekam medis dan catatan biaya pengobatan pasien asma di RSUD Sultan Surianysah. Analisis data berdasarkan farmakoekonomi dengan melakukan perhitungan berdasarkan prinsip metode Cost Effectiveness Analysis (CEA) yang digambarkan melalui nilai Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) dan Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER). Serta, uji statistik komparasi Kruskal-Wallis. Hasil: Berdasarkan hasil analisis efektivitas-biaya diperoleh nilai ACER dari kelompok Symbicort sebesar Rp 4.244/1%, Seretide sebesar Rp 5.376/1%, dan Berotec sebesar Rp 9.421/1%. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan efektivitas-biaya yang signifikan dari ketiga kelompok terapi inhalasi (p value 0,000). Nilai ICER untuk melakukan perpindahan terapi dari Seretide ke Symbicort sebesar Rp 1.152, Berotec ke Symbicort sebesar Rp 1.368, dan Berotec ke Seretide sebesar Rp 1.522 untuk setiap peningkatan 1% efektivitas. Simpulan: Disimpulkan bahwa Symbicort merupakan terapi inhalasi yang paling cost-effective berdasarkan analisis efektivitas-biaya.

Actions (login required)

View Item